Rabu, 22 Juni 2011

SENTRA IKAN BULAK - CUMPAT MANGKRAK



SP/Iwan Hariyanto
PASAR Ikan Bulak yang terlihat mangkrak.
Setelah diduga ada kesalahan desain bangunan

SURABAYA  –  Proyek pembangunan sentra Pasar Ikan Bulak yang dikerjakan sejak awal 2010 kini mangkrak. Pembangunan sentra ikan yang menghabiskan dana Rp 22 miliar itu diharapkan bisa menampung hasil ikan nelayan di kawasan Bulak Cumpat dan sekitarnya terlohat  macet. Tidak ada kegaiatan penyelesaian pembangunannya sama sekali.
Dari pengamatan Surabaya Post, Jumat (17/6), area sentra ikan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi itu terlihat hanya dipagari seng. Kemudian di depan pintu pagar seng hanya ditunggui sejumlah petugas Satpam. Sebenarnya, sudah tinggal finishing. Bangunannya terdiri dari dua lantai dibuat ini terkesan modern. Bagian bawah untuk stan penjual ikan dan hasil laut yang basah sedangkan lantai atas untuk hasil laut yang kering dan sudah diolah juga untuk penjualan souvenir. “Sebagian besar bangunan memang sudah diselesaikan dan sekarang tinggal pembangunan tahap ketiga,” kata  Amin, petugas keamanan Pasar Ikan Bulak.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Sachiroel Alim menyayangkan, atas macetnya pembangunan sentra ikan Bulak Cumpat tersebut. Sebab, seharusnya sentra ikan sudah selesai tahun ini dan hasil pembangunannya bisa dinikamti nelayan Bulak Cumpat dan sekitarnya. “Kami tentu menyayangkannya dan akan meminta pihak Pemkot segara meneruskan pembangunannya,” ungkap dia, Sabtu (18/6).

Bahkan, kata dia, berdasarkan informasi  Pemkot pembangunan sentra ikan itu salah desain. “Kasep, kalau sekarang Pemkot baru mengatakan sentra ikan itu salah desain. Seharusnya, sejak Bu Risma (walikota Tri Rismaharini) jadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) sentra itu sudah salah desain. Kenapa baru sekarang dimunculkan,” tambahnya.

Di awal 2010 Komisi C sidak ke sentra itu. Saat sidak tangga untuk naik ke lantai dua tidak diposisikan pada posisi yang bagus. Tangganya diposisikan di samping kiri dan kanan. Padahal yang bagus diposisikan di bagian depan sehingga pengunjung dengan mudah naik ke lantai dua.
Selain itu, di bagian depannya akan ditutup dengan rolling door. Tujuannya, untuk keamanan. Tapi, hal itu tidak dilakukan. Terkait dengan kesalahan desain ini, yang salah adalah Bappeko selaku pembuat perencanaan. “Kalau dicari siapa yang salah atas kesalahan desaian tersebut, ya, Bappeko yang salah. Karena itu, Bu Risma harus ikut bertanggungjawab  karena beliaunya saat itu masih kepala Bappeko,” ungkapnya. 

Dalam pembangunan sentra ini Pemkot terkesan asal-asalan. Hasil pembangunannya tidak memiliki kualitas yang bagus. 

Banyaknya kesalahan desain ini, lanjut dia, praktis akan membuat belanja proyek merugi. Pasalnya beberapa bagian bangunan yang dianggap keliru dan sudah terlanjur dipasang tentu akan dibongkar. Di antaranya, penutup hujan, skat stan serta rolling door.

Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, Samsul Arifin mengakui, kesalahan desain itu. Karenanya pihaknya segera mendesain kembali seperti semula. Kesalahan desain tersebut sejatinya bukan karena kesengajaan, tetapi  atas pertimbangan kondisi dan permintaan calon pedagang.

“Dalam desain, penutup juga ada. Hanya kondisinya tidak rapat. Sedangkan untuk rolling door dan skat kios, itu karena ada permintaan pedagang. Tetapi tidak masalah, kami akan segera mendesain ulang,” tuturnya.

Terkait dengan ini, pihaknya juga menampik ada kerugian besar atas kesalahan itu. Sebab beberapa bagian yang dibongkar tetap bisa dimanfaatkan kembali. “Pengeluaran kami tidak banyak kok, yakni hanya pembongkaran 20 unit rolling door dengan nilai sekitar Rp 100 juta,” ujarnya.

Selain itu, kata Syamsul, desain lain yang dianggap tidak sesuai adalah pemasangan pagar pembatas pada bagian depan bangunan sentra Bulak. Menurutnya, pemasangan pagar justru akan menghalangi pandangan terhadap stan.  “Sejak awal kami ingin sentra ini dibuat terbuka. Tujuannya, view (Pemandangan laut) terlihat dari sentra ini. Begitu juga masyarakat yang melintas. Sehingga mereka tertarik untuk masuk,” ungkapnya.

Sejumlah nelayan di kawasan Bulak Cumpat mendesak, agar pasar ikan ini segera diselesaikan agar segera bisa menjual hasil tangkapanya ke pasar ikan. Nelayan sudah menunggu cukup lama, karena sudah dijanjikan akan mendapat prioritas menempati stan tersebut. “Sudah ditunggu lama tapi belum dibuka-buka pasarnya,” keluh Sahrin, Wakil Ketua RT 03 RW 02 Kelurahan Kedung Cowek. 

Sumber : Surabayapost


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar