Sabtu, 06 Agustus 2011

MEGENGAN, Tradisi di Jawa Timur (Sebagai Ungkapan Maaf-Memaafkan)


Dok. Thinkstock

Oleh: Dian Ina Mahendra
Meminta maaf sebelum memasuki Ramadan telah menjadi tradisi di Indonesia. Dewasa ini, seiring perkembangan teknologi, orang dengan mudah saling meminta maaf lewat pesan pendek. Tetapi bagaimana dengan ratusan tahun lalu, ketika telepon seluler belum ditemukan?
Masyarakat Jawa Timur punya jawabannya. Mereka meminta maaf dengan cara mengirimkan kue apem.
Tradisi ini disebut megengan. Kue apem, yang berbentuk bundar dan terbuat dari tepung beras dan gula, dipilih masyarakat Jawa Timur sebagai simbol permintaan maaf sebab konon nama apem berasal dari kata “affuwwun” — yang berarti maaf atau ampunan.
Jadi mengirim apem ibaratnya seperti menyatakan “Saya telah memaafkanmu dan melupakan semua masalah di antara kita. Saya harap kamu juga demikian.”
Selain saling berkirim apem, biasanya diadakan pula acara makan bersama di masjid dan musholla, tempat warga kampung biasa berkumpul dan beribadah. Untuk keperluan ini, masing-masing keluarga biasanya mengirim hidangan nasi lengkap dan lauk-pauknya. Makanan-makanan ini disajikan dalam wadah yang terbuat dari pelepah pisang dengan rangka bambu dan dilapisi daun pisang (encek).
Selain nasi putih, ada pula yang menghidangkan nasi uduk atau nasi kuning. Lauk yang disajikan antara lain ayam panggang, sambal goreng hati dan kentang, daging dengan serundeng kelapa, oseng-oseng buncis, kering tempe, dan lain-lain. Ini disesuaikan dengan kemampuan keluarga yang membuat. Tentu dengan mudah bisa ditandai, keluarga mampu akan membuat hidangan yang lebih mewah dengan berbagai variasi masakan.
Tak hanya dimakan di masjid, makanan-makanan itu juga dihantar ke saudara dan tetangga. Demikianlah, seisi kampung seolah berpesta penuh rasa syukur dan sukacita menyambut datangnya Ramadan.
Hingga kini tradisi megengan masih banyak berlangsung di kampung dan kota-kota kecil di Jawa Timur. Sepanjang yang saya ketahui, di sebagian kota Malang tradisi ini juga masih dapat ditemui, meskipun jumlahnya makin menipis tiap tahun.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar